SILAHKAN MENONTON

Media Literacy - Situs Tv Online Streaming

mnc MIVO sindo berita satu telkomvision arena wwe movie star movie filmon HBO PLUS kids HBO FAMILY axnblk animax mtv bbc bc vit fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion

Media Literacy Tv - Situs Tv Online Streaming

Tuesday, June 4, 2013

MUI (Masalah Umat Islam)

banyak di media massa baik cetak maupun elektronik memuat artikel/berita tentang Fatwa-fatwa MUI. dari mulai fatwa merokok haram,.ini haram,..itu haram,..sampai GolPut-pun di Haramkan.

bicara mengenai fatwa (yang merupakan Ijma/keputusan para Ulama) fatwa memang harus di terbitkan apabila melihat sesuatu yg sedang terjadi di masyarakat,..akan tetapi fatwa tersebut terlihat hanya mengusik untuk kepentingan golongan tertentu..

Analisis Kasus I.. Fatwa merokok haram...

klo berbicara sejak zaman Rasulullah dahulu,..Rasulullah dan para ulama-ulama dahulu tidak pernah memfatwakan bahwa rokok itu haram,melaikan hukum makruh (yaitu halal akan tetapi tidak disukai oleh Allah) dengan alasan bahwa merokok memang sebenarnya merugikan diri kepada orang merokok dan orang yang berada disekitar orang yg merokok,.karena merusak kesehatan.

akan tetapi fatwa haram yang dikeluarkan sekarang tidak jelas,..kalau memang haram,.kenapa tidak dari zaman Rasulullah saja di haramkan,..jangan sekarang-sekarang saja baru di haramkan. Bicara sisi lain fatwa zaman dahulu,yaitu makruh, Rasulullah melihat ada sisi lain yang dapat menguntungkan umat, yaitu petani tembakau,.dimana mereka dapat penghasilan lebih dari sekedar petani beras atau yang lain2, sehingga mereka dapat jaminan untuk hidup dengan jumlah yang banyak apabila mereka terus memproduksi tembakau yang jumlah petaninya cukup banyak, terutama di wilayah Jawa Timur. apabila MUI terus memfatwakan bahwa rokok haram, maka MUI sangat zhalim dengan fatwa tersebut, karena akan merusak dan bahkan menghancurkan mata pencaharian petani tembakau di Indonesia. dan juga apabila di lihat dari sisi ekonomi bangsa Indonesia, bea cukai pajak dari tembakau merupakan salah satu pemberi devisa terbesar dari hasil penjualan tembakau/rokok.

intinya dari Fatwa MUI merokok haram,akan berakibat fatal bagi kelangsungan rakyat kecil, dan hal ini terlihat ada kepentingan golongan yang menginginkan bahwa rakyat kecil tidak perlu lagi memproduksi, akan tetapi harus menjadi konsumtif...maukah anda di anggap bangsa yang konsumtif.

Analisis Kasus II... yang sedang hangat yaitu Fatwa GolPut (tidak memilih) haram

bicara pilihan, dalam sebuah negara yang dikatakan demokrasi yaitu pemimpin tidak mengintimidasi tentang apa yang ditentukan/menjadi pilihan rakyat tersebut,.dan MUI harus berfikir bahwa keadaan saat ini apabila terjadi Golput dalam jumlah yang cukup besar, itu berarti rakyat sudah tidak percaya lagi terhadap pemimpin-pemimpin yang duduk di pemerintahan maupun di legislatif.

MUI mengeluarkan dalih pada saat seminar di Kampus UIN tentang Fatwa MUI, MUI mengatakan sangat rugi dan sia-sia apabila umat Islam melakukan Golput disaat para calon legislator yang beragama Islam dan ingin memperjuangkan Kepentingan Islam dengan membutuhkan dukungan dari umat Islam, akan tetapi umat Islam tidak memilihnya. alasan kedua : KPU selaku penyelengara pemilu telah mengeluarkan dana yg cukup besar untuk melangsungkan pesta demokrasi, dan dana dari KPU tersebut banyak uang rakyat Indonesia yang beragama Islam, apabila tidak digunakan maka hal tersebut menjadi Mubazir, dan mubazir itu hukumnya haram, maka MUI memutuskan bahwa Golput itu haram.

Apabila melihat dari sisi alasan MUI, memang sangat logis dan sangat menyentuh, akan tetapi hal tersebut terlihat memiliki makna kepentingan, karena dalam Spanduk, Banner, Baleho, banyak Calon Legislatif membawa embel-embel bahwa mereka masih keturunan Ulama si A, dia Anak Habib si B,sementara kita hanya kenal bahwa dia anak si itu, pasti akan seperti bapaknya, akan tetapi yang harus kita kenal siapa & kinerja yang seperti apa yang nanti akan dilakukan saat duduk di Senayan, rakyat tidak ingin membeli kucing dalam karung..dan kita harus tau bahwa apabila calon tersebut gagal/ tidak masuk kemanakah suara tersebut,...

saya pribadi menyatakan hal seperti ini, karena melihat dan mengamati apa yang terjadi, bukan berarti mencoba menghancurkan, akan tetapi lebih mengkritis sikap-sikap yang fatwa yang dikeluarkan, karena tidak bisa sembarangan Ulama-ulama mengeluarkan fatwa, karena dalam menentukan/ menertapkan sesuatu dari Ulama yang dalam hadis dikatakan bahwa ulama merupakan pewaris para nabi dan rasul. itu berarti sangat sakral dan memiliki dasar untuk kepentingan umat Islam.

dan saya mendapatkan kabar bahwa MUI hingga saat ini tidak lagi mengangkat Isu tentang AHMADIYAH bahwa MUI telah disogok oleh orang-orang AHMADIYAH dengan memberikan sebuah sogokan berupa Jalan-jalan keliling dunia dan dibekali uang saku sebesar 200 jt/ orang, hanya untuk membungkam agar AHMADIYAH tidak diusik-usik lagi,... sungguh Dzalim pemimpin-pemimpin kita apabila Isu yang terjadi itu merupakan sebuah Fakta.

bila bicara AHMADIYAH, saya mendapatkan sebuah ungkapan tentang AHMADIYAH, yaitu mereka mempunyai Pandangan Baru, Kitab Suci Baru, dan Bahkan Nabi baru yang berasal dari Pasar Baru (kelompok etnis India di Jakarta)


yang sebenarnya harus di Lakukan MUI adalah menjaga gerakan AHMADIYAH, bukan mengobok-obok penghasilan umat Islam, MUI harus menjaga Aqidah umat Islam agar tidak tercipta lagi Aliran-aliran yang menyesatkan dengan membawa embel-embel agama Islam.

ada sebuah ungkapan " lebih baik hilang harta dan jiwa, daripada hilang Iman" dan seharunya menjadi slogan MUI. dan saya pribadi tidak juga membenarkan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh saudara-saudara saya yang tergabung dalam FPI, FUI, dan lain-lain yang bertindak anarkis dalam menjaga aqidah umat muslim lainnya, karena Rasulullah mengajarkan kita untuk berdakwah dengan cara bil Hall (perbuatan), bil Lisan (Perkataan) dan yang paling rendah adalah bil Qalbu (dengan hati), karena Allah senantiasa menjaga Aqidah umat-umat pilihannya sesuai dengan permintaan Rasul. maka alangkah baiknya kita mengajak saudara-saudara kita yang telah kehilangan arah, apabila mereka tidak mau dan tetap bersikukuh dengan pemahaman yang mereka percayaai, maka himbau mereka agar tidak membawa dan menggunkan Islam sebagai kepercayaan mereka, karena akan sangat mengacaukan Aqidah umat Islam...dan saya mengharapkan kepada para saudara-saudara yang sangat menentang ajaran AHMADIYAH agar tidak melakukan tindakan yang dapat merusak citra Islam, karena Islam merupakan Agama yang Rahmatanlil 'alamin (kebaikan untuk seluruh umat manusia)

Pesan saya khususnya Kepada MUI dimana berkumpulnya sebuah wadah para Ulama untuk memutuskan sesuatu hal yang berkenaan dengan Aqidah umat Islam, lebih melihat kepada Urgenitas terutama tentang Aqidah bukan Fiqih, karena saat ini banyak timbul aliran-aliran sesat.

dan bagi Para Pemimpin Bangsa Indonesia, yang juga di anggap dan dipercaya memimpin rakyat yang didalamnya mayoritas Umat Islam hendaknya turut menjaga, bukan mengambil keuntungan dan bahkan dukungan dengan dalih Negara Indonesia merupakan negara yang Demokrasi dan menjunjung tinggi hak dan kebebasan seseorang untuk melakukan sesuatu, akan tetapi tidak bisa disamakan dengan Aqidah Agama terutama dalam Ajaran Islam,..

Mungkin bencana yang terjadi di Awal Kepemimpinan SBY-JK merupakan teguran Allah terhadap pemimpin bangsa, dan bahkan hingga saat ini banyak bencana yang banyak terjadi baik itu di sebabkan oleh perbuatan manusia maupun kehendak Alam,..

dan kita Rakyat Indonesia, khususnya Umat Islam harus menyadari ini semua tentang qadha dan qadar yang terkandung dalam rukun Iman,.. dan dalam sebuah ayat al-qur'an Allah berfirman "Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu merubah nasibnya sendiri"

apakah mau bangsa kita ini bukan lagi Rahmatullah, melainkan bangsa yang Laknatullah...

maka sudah sepantasnya kita memilih pemimpin yang baru, bukan lagi pemimpin yang akan membawa malapetaka bagi bangsa....semoga Allah senantiasa menjaga ke-Imanan seluruh Umat Islam agar tidak tertipu oleh orang-orang yang Zhalim..

No comments:

Post a Comment

trima kasih atas komentarnya....
anda puas... kami lemas...
capek tau nulis sambil mikir.... hehehehe