SILAHKAN MENONTON

Media Literacy - Situs Tv Online Streaming

mnc MIVO sindo berita satu telkomvision arena wwe movie star movie filmon HBO PLUS kids HBO FAMILY axnblk animax mtv bbc bc vit fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion

Media Literacy Tv - Situs Tv Online Streaming

Tuesday, June 4, 2013

Rakyat dan Mahasiswa harus menjadi oposisi yang cerdas

PEMILU 2009 telah usai baik tingkatan legislative maupun eksekutif terutama pemilihan presiden secara langsung, SBY yang notabenenya presiden pilihan rakyat sudah terpilih kembali untuk memimpin rakyat Indonesia tahun 2009-2014. akan tetapi ada beberapa elit politik yang kecewa dengan hasil pemilu namun mereka tidak kuat untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa mereka telah di curangi dan juga mereka tidak pantas untuk di kalahkan oleh SBY, sehingga mereka menggugat melalui MK. Akan tetapi hasilnya MK menolak hasil dari laporan para Calon-calon tersebut tidak kuat dan valid terhadap apa yang digugatnya, sehingga MK memutuskan untuk menolak dan memenangkan SBY-Boediono sebagai pemenangnya.

Pasca kisruh hasil PEMILU, mulai kembali menguak pergolakan-pergolahkan baik di tingkatan Instansi pemerintah dan para wakil rakyat yang akan segera lengser dari kursi wakil rakyat. Dimana terjadi peperangan argument-argumen di media dari pertarungan KPK-POLRI-KEJAGUNG hingga keputusan-keputusan terhadap RUU yang langsung di sahkan oleh para wakil rakyat yang akan lengser beberapa bulan lagi, yang seakan-akan terlihat seperti mengejar target yang sudah sejak 5 tahun silam sudah di bahas dan tidak kunjung selesai.

Dan dari keadaan ini, para elit pun mencari celah dengan memainkan peran dengan ber-argumentasi dan berdebat di Media, di karenakan mereka mencoba memainkan dan mengalihkan isu-isu yang akan terkuak, dan pastinya mencoba menjauhi pikiran dan pandangan masyarakat tentang apa yang sedang dan akan di lakukan oleh mereka nantinya.

Belum lama, ada sebuah kongres nasional yang diadakan sebuah parpol, dimana calon parpol tersebut adalah pemilik media, dan mereka secara masif memainkan peran dengan mekanisme simulakra, dimana yang di visualisasikan dan di promosikan adalah bukan kebenaran, dan proses tersebut dilakukan secara terus menerus, sehingga terciptanya penanaman yang dilakukan secara bertahap.

Di tambah lagi saat ini media yang merupakan salah satu jembatan penghubung antara pemerintah dengan rakyat coba di monopoli oleh pemerintah, akan tetapi hakekatnya sebuah media adalah ketidak berpihakan mereka pada salah satu, intinya adalah mereka mengabarkan dan menyampaikan sesuai dengan fakta, bukan memanipulasi fakta dengan penalaran-penalaran yang dapat mengkonstruk masyarakat untuk bersikap pada apa yang disampaikan oleh media, dan media tersebut pun menyampaikannya secara terus menerus dan berulang-ulang, dan ketika timbul permasalahan baru mereka memilih menggabungkan masalah tersebut dalam suatu wacana moralisasi dan bahkan sampai sumpah serapah belaka.

Dan jika hal ini terus terjadi dan dibiarkan maka elit akan bermuara kemana dan menjadi apa? Ke kanan (penguasa) atau ke kiri (oposisi)?

Sehingga dapat disimpulkan bahwa satu-satunya wacana yang terjadi adalah semua elit akan mengarah ke kanan, dan sisanya adalah wacana moral, pedadogis, umpatan para dosen, retorika para manajer dan jargon-jargon para penyusun program. Dan sebaliknya, kiri dengan selalu memberikan pencitraan kejahatan dan imoralitas pada posisi kanan, maka semakin banyak keuntungan yang di dapatkan oleh kanan. Dan jika semakin antagonisnya kiri dengan koalisi moralnya, maka semakin ia menikmati posisi imoralitas politik.

Namun yang terjadi sekarang adalah kaum kiri mengalami kondisi dan posisi yang sama dengan menjadi bagian dari kaum kanan, sehingga harus memiliki rasa tanggung jawab untuk membela aturan moral, sehingga kaum kiri tidak punya pilihan lain yang membuat terciptanya aturan baru.

saat ini yang harus terjadi dan dilakukan adalah kaum kiri yang menjadi oposisi adalah rakyat dan mahasiswa dengan mengamati, mengkaji sekaligus mengkritisi kaum kanan yang merupakan penguasa. Bukan lagi kanan atau kiri yang selalu di isi oleh elit yang memiliki kepentingan. 
Dan yang harus dilakukan kaum kiri ini (rakyat dan mahasiswa) saat ini harus terus kritis dan memahami terhadap terhadap kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan oleh kaum kanan (para elit dan penguasa) dan juga jangan mudah terpengaruh isu-isu yang di bangun elit melalui media, sehingg roda kesejahteraan, kemakmuran, kebersamaan yang di agungkan dalam asas demokrasi ini semakin tergambar jelas, bukan menjadi khayalan semata dan bahkan menjadi bersifat ceremonial saja, tanpa mempertimbangkan hal-hal lain yang sedang dan akan terjadi untuk menjadi lebih bermanfaat untuk semuanya....

No comments:

Post a Comment

trima kasih atas komentarnya....
anda puas... kami lemas...
capek tau nulis sambil mikir.... hehehehe