Pada tanggal 17 Juni 2013,
khususnya di kawasan DKI Jakarta terjadi demonstrasi besar-besaran bahkan
aparat kepolisian pun tidak tanggung-tanggung menurunkan pasukan dalam jumlah
yang sangat banyak hanya untuk
mengamankan demonstrasi yang bertitik pusat di Gedung DPR-MPR RI.
Massa demonstran yang berjumlah cukup
banyak dimana diantaranya terdiri dari elemen Mahasiswa dan Buruh berbaur
menjadi satu, dan menyuarakan yang katanya
merupakan aspirasi Rakyat. Tapi demonstrasi tersebut sangat mengganggu pengguna
jalan yang melintas dikawasan Gedung DPR-MPR.
Dan lebih parahnya, aksi tersebut yang menuntut
“Penolakan Kenaikan BBM” melakukan
tindakan represif terhadap aparat keamanan, sehingga sangat meresahkan dan
menimbulkan sikap antipati terhadap aksi demo tersebut. Jika ditelisik kebelakang
yang lebih jauh lagi, kebijakan tersebut sebenarnya sudah disah-kan dan
disepakati oleh Pemerintah dan DPR-MPR beberapa bulan yang lalu.
Padahal yang terjadi di Gedung
Wakil Rakyat pada tanggal 17 Juni 2013, sedang diadakan siding Paripurna yang
membahas agenda “Pengesahan APBN-P 2013” dimana point yang diaspirasikan dan disampaikan
para demonstran di Jalanan dengan “Menolak Kenaikan BBM” sangat tidak nyambung dengan apa yang sedang dilakukan oleh para wakil rakyat di
Gedung DPR-MPR.
Jadi yang aneh dan bodoh ini siapa??
Apakah para demonstran diluar dimana sangat menggebu-gebu dalam menyampaikan
keinginan yang mengatasnamakan rakyat, atau yang ditempat yang lain dimana mereka sedang melaksanakan sidang Paripurna dalam membahas dan mensahkan kebijakan para wakil rakyat tentang penetapan APBN-P,
dimana pengesahan tersebut dilakukan akibat dari imbas yang akan terjadi inflasi ekonomi bangsa Indonesia yang
mungkin kata “pemerintah” dapat menekan laju angka inflasi dengan segera menetapkan APBN-P..
Jika anda mengamati kejadian pada tanggal
17 Juni 2013 kemarin, seharusnya sudah dapat menilai sendiri secara lansgung
tanpa perlu dijelaskan lebih jauh dan mendalam lagi. Jadi siapa yang "aneh" dan
siapa yang "bodoh", anda sendiri yang dapat menilai-nya.
Sumber : Diskusi “Kopitalisme”
No comments:
Post a Comment
trima kasih atas komentarnya....
anda puas... kami lemas...
capek tau nulis sambil mikir.... hehehehe