SILAHKAN MENONTON

Media Literacy - Situs Tv Online Streaming

mnc MIVO sindo berita satu telkomvision arena wwe movie star movie filmon HBO PLUS kids HBO FAMILY axnblk animax mtv bbc bc vit fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion

Media Literacy Tv - Situs Tv Online Streaming

Tuesday, July 3, 2012

KISAH DARI NEGERI BEDEBAH

NEGERI BEDEBAH sebuah NEGERI yang dahulu di kenal ramah dan berbudaya, kini telah hilang akibat perkembangan zaman, sehingga merubah karakter dan prilaku warganya. Di katakan NEGERI bedebah, karena berdasarkan keadaan wilayah perkampungan tersebut, dimana banyak keunikan dan keanehan yang terjadi, tetapi bukan karena terjadi secara alami, melainkan di konstruk oleh pejabat untuk melanggengkan kekuasaan sehingga kelompok yang tidak suka bahkan tidak senang, mencoba melakukan intervensi dengan membuka atau mengungkapkan di depan warga NEGERI BEDEBAH, sehingga menjadi kehebohan yang terjadi di NEGERI tersebut.

RAMA yang merupakan salah satu warganya, dimana RAMA melihat kelakuan para petinggi di NEGERInya tersebut, yang selalu melakukan intrik-intrik guna menutupi kelakuannya dengan cara menipu warganya untuk terlihat sebagai pahlawan yang berteriak atas nama membela kepentingan warganya. Padahal yang dilakukannya adalah hanya untuk mendapatkan simpati dan kepercayaan pada warganya

Melihat beberapa kasus yang diungkap oleh pejabat pemerintahan di berbagai institusi, dimana RAMA memperhatikan terus keadaan NEGERInya pada saat ada pejabat diluar pemerintahan tetapi yang di lembagakan mencoba mengungkap sebuah kebenaran, akan tetapi sang pejabat tersebut tertekan habis-habisan bahkan penguasa tersebut melakukan pembunuhan karakter dengan menyangkutkan beberapa skandal kepada lembaga tersebut termasuk pimpinannya, agar kelakuan sang penguasa NEGERI BEDEBAH tidak di ketahui oleh warga.

Yang terbentuk dari akibat persaingan tersebut, baik dari tingkat penguasa hingga warga NEGERI, sehingga mereka semua melupakan cita-cita NEGERI BEDEBAH yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan, menjunjung tinggi moral seakan-akan hilang dimakan umur akibat sudah tidak efektif dan ketinggalan zaman sehingga menjadi seonggok kertas tak bernilai dan bahkan seringkali di injak-injak atas nama kepentingan golongan dan pribadi dan bahkan hanya dimanfaatkan untuk melakukan perlindungan atas nama HAM bagi sang penguasa.

Uang dan kekuasaan seakan-akan memberi pengaruh terhadap arah perjalanan NEGERI BEDEBAH, dimana jika tidak ada uang atau kekuasan, maka tidak akan di pandang secara hukum maupun keadilan untuk siapapun. Sehingga banyak sekali warganya bahkan pejabat legislatif dan eksekutifnya menjadi penjilat sang penguasa NEGERI BEDEBAH. 

Jika melihat kondisi yang sedang terjadi, dimana hampir seluruh para aparat penegak hukum memainkan kekuatan hukum yang dimilikinya untuk menekan orang-orang sesuai keinginan sang penguasa dan pemilik uang. Bagaimana mau mempercayai siapa yang salah dan siapa yang benar, karena mereka pun meng-akali agar yang benar itu menjadi salah, dan sebaliknya

Kondisi perkembangan demokrasi di NEGERI BEDEBAH seperti demokrasi dinasti kekeluargaan, dimana posisi penting di NEGERI BEDEBAH di isi oleh kerabat dekat sang penguasa, entah itu sebagai sahabat, teman seperjuangan, saudara kandung hingga keponakan dan bahkan anak sang penguasa menduduki poisisi, baik dari tingkatan RT, RW, hingga lembaga perwakilan rakyat BEDEBAH, akan tetapi rakyat BEDEBAH tidak pernah menyadarinya, karena orang yang telah menduduki posisi tersebut dipilih oleh rakyatnya karena dia telah membagi-bagikan uang (money politics) sehingga rakyat BEDEBAH pun beranggapan bahwa orang tersebut mencoba mensejahterakan mereka karena telah membagi-bagikan uang pribadinya. Dan sebenarnya uang yang di bagi-bagikan kepada rakyat BEDEBAH itu adalah hak rakyat BEDEBAH, akan tetapi dimanfaatkan oleh merekea para penguasa dan pejabat NEGERI BEDEBAH demi melangengkan kekuasaan.

Dari timbulnya dinasti-dinasti keluarga yang mencoba untuk tetap bertahan akibat tekanan dinasti yang lebih kuat, sehingga timbul persaingan antar dinasti, dimana apabila pada zaman sebelum masehi dimana masih terdapat kerajaan-kerajaan, mereka saling berperang dan saling membunuh. Tetapi karena sekarang sudah modern NEGERI BEDEBAH merubah cara persaingannya, yaitu membunuh karakter dan citra rivalnya agar tidak lagi dipercaya oleh rakyat NEGERI BEDEBAH.

Akan tetapi, selama persaingan yang terus dilakukan oleh petinggi NEGERI BEDEBAH ini, sehingga mereka seakan-akan mengesampingkan keadaan dan kondisi warga NEGERI BEDEBAH yang berada jauh dibawah kemakmuran, dimana masih banyak warga NEGERI yang masih serba kekurangan dan bahakan masih ada warganya yang menggantungkan hidupnya di gunungan sampah.

Intrik-intrik pun dilakukan dengan menghalalkan segala cara, dan bahkan tidak peduli bahwa dahulu adalah kawan, saat sudah terjadi perbedaan pandangan maka yang terjadi adalah saling menyerang dan menghujat yang dilakukan oleh para petinggi NEGERI BEDEBAH, sehingga warga yang mendukung salah satu petinggi tersebut ikut-ikutan bermusuhan dan saling menjatuhkan.

NEGERI BEDEBAH tidak pernah mau mencerdaskan rakyatnya, akan tetapi terus membodohinya dengan argumen-argumen yang seakan-akan peduli dengan keadaan rakyatnya, padahal dibalik itu semua, mereka telah mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dari hasil pembelian atau impor yang dilakukannya. Sementara, hasil kualitas produksi NEGERI BEDEBAH di beli dengan harga yang murah oleh pemerintah NEGERI BEDEBAH, akan tetapi keadaan di balik layar barang-barang yang di beli pemerintah dari rakyat NEGERI BEDEBAH tersebut di ekspor dengan harga yang cukup tinggi, dan dari hasil penjualan barang tersebut tidak pernah di beritakan. Dan di perparah lagi saat proses impor, para petinggi bedalih dengan mengatakan bahwa NEGERI BEDEBAH berhutang untuk membeli kebutuhan rakyatnya, karena hasil produksi dalam NEGERI BEDEBAH tidak memenuhi.

Dan yang selalu di beritakan adalah NEGERI BEDEBAH selalu meminta dan mendapatkan pinjaman dari negara-negara lain, sehingga utang luar NEGERI BEDEBAH itu semakin bertambah dan semakin menumpuk, sehingga dapat dikatakan bahawa anak bayi yang baru lahir di NEGERI BEDEBAH sudah memiliki hutang yang cukup besar. Para penguasa NEGERI BEDEBAH sangat mudah meminta pinjaman dari negara-negara luar, akan tetapi hasil dari pinjaman tersebut tidak jelas kemana di gunakannya. Di katakan uang pinjaman tersebut diberikan untuk pembangunan, sementara, tidak ada pembangunan secara besar-besar di beberapa daerah, melainkan sekarang, daerah-daerah yang dahulu tidak pernah di perhatikan pemerintah NEGERI BEDEBAH, sekarang daerah-daerah tersebut di tuntut untuk meningkatkan pendapatan di daerahnya di segala hal. Dan dari hasil keuntungan tersebut, di gunakan untuk membayar hutang-hutang NEGERI BEDEBAH.

NEGERI BEDEBAH selalu mengangkat di berita bahwa NEGERI BEDEBAH selalu defisit dan masih membutuhkan pinjaman uang dari luar negeri, sementara pemberitaan tentang hasil produksi dan keuntungan yang didapatkan pemerintah NEGERI BEDEBAH tidak pernah tersentuh dan di kabarkan di media, sehingga yang mencolok dari NEGERI BEDEBAH hanyalah hutang.

Dan pemerintah NEGERI BEDEBAH selalu menyerukan bagaimana rakyatnya selalu mencoba menarik investor dari negara-negara lain, akan tetapi jika keuntungannya sampai saat ini tidak pernah dinikmati oleh rakyat NEGERI BEDEBAH, sudah banyak contoh seperti pengeboran minyak dan penambangan batubara yang dilakukan oleh investor luar negeri, tetapi rakyat sekitar tidak pernah di berdayakan dan diberikan pendidikan untuk ikut mengelola pengeboran dan penambangan tersebut, sehingga rakyat sekitar hanya dapat melihat bahwa hasil bumi dari NEGERI BEDEBAH di eksploitas secara besar-besaran dan tidak memberikan sedikitpun peluang untuk rakyat sekitar, yang dianggap masih bodoh dan tidak mengerti tentang bagaimana mengelola. Inilah bentuk ketidak percayaan pemerintah NEGERI BEDEBAH terhadap rakyatnya, orang-orang pintar dan cerdas di biarkan diambil negara-negara luar untuk di ambil ilmunya, sementara saat orang pintar dari NEGERI BEDEBAH mencoba membantu mencerdaskan rakyat tidak diberikan fasilitas sama sekali untuk mengembangkan dan membantu rakyat dan bahkan justru yang di terimanya adalah di hujat dan di permasalahkan secara sengaja karena telah melanggar aturan negara BEDEBAH yang telah di berlakukan.

Jika rakyat NEGERI BEDEBAH memahami, bahwa siapa yang meminta pinjaman maka dia yang harus membayarnya, akan tetapi penguasa tidak mau ambil pusing, mereka dengan sengaja melimpahkan semuanya kepada rakyat, sementara hasil pinjaman tersebut di nikmati oleh keluarga, kerabat serta koleganya untuk keperluan pribadi, seperti membeli mobil mewah, mengadakan pesta pernikahan dengan biaya yang melebihi angka rasional untuk sebuah pernikahan dan masih banyak yang lain dan tidak ter-ekspose.

Seperti inilah NEGERI BEDEBAH dimana rakyatnya sedang terlunta-lunta bagaimana mempertahankan hidup akan tetapi para penguasanya ber-foya-foya dengan mengambil keuntunga dari hasil mengimpor dari luar negeri dengan dalih berdasarkan atas kebutuhan rakyat yang semakin meningkat sehingga rakyat NEGERI BEDEBAH membutuhkan tambahan kebutuhan pokok yang sangat besar dari luar negeri dan membayarnya dengan menggunakan uang pinjaman dari negara-negara lain serta mengguakan uang rakyat dari hasil setiap setoran yang di bayar rakyat. Sementara uang dari hasil produksi rakyat NEGERI BEDEBAH tidak jelas kemana. Akan tetapi jika Pemerintah NEGERI BEDEBAH mau mensejahterakan rakyatnya harus memberikan peluang dan bantuan dengan tidak berupa barang hasil jadi, melainkan membantu meningkatkan hasil produksinya, yaitu membantu para petani untuk meningkatkan mutu dan kualitas bahan yang dihasilkan, bukan mengimpor barang dari luar negeri. Jika NEGERI BEDEBAH selalu mengimpor serta intrik-intrik kotor dan tidak memandang efek yang di timbulkan dari apa yang telah dilakukan oleh para dinasti penguasa NEGERI BEDEBAH untuk menguasai dan mengendalikan NEGERI BEDEBAH yang subur dan kaya akan sumber daya alam untuk di ambil keuntungan secara pribadi tanpa memikirkan kondisi dan keadaan rakyat NEGERI BEDEBAH.

No comments:

Post a Comment

trima kasih atas komentarnya....
anda puas... kami lemas...
capek tau nulis sambil mikir.... hehehehe