SILAHKAN MENONTON

Media Literacy - Situs Tv Online Streaming

mnc MIVO sindo berita satu telkomvision arena wwe movie star movie filmon HBO PLUS kids HBO FAMILY axnblk animax mtv bbc bc vit fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion fashion

Media Literacy Tv - Situs Tv Online Streaming

Wednesday, July 31, 2013

Saatnya meraih Malam Lailatul Qodar dengan tanda-tanda datanya

PERTAMA, udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

|| “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.”

(HR. Ath Thoyalisi. Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh/terpercaya)

KEDUA, malaikat turun dengan membawa ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.

KETIGA, manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.

KEEMPAT, matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

|| ”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim no. 1174)

Nabi shallallâhu ’alaihi wa sallam pernah mengabarkan tentang waktu datangnya malam Lailatul Qadar.

Rasulullâh shallallâhu ’alaihi wa sallam bersabda:

Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari 4/225 dan Muslim 1169)

Beliau shallallâhu’alaihi wa sallam juga bersabda:

“Berusahalah untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang kuat/sehat, maka jangan sampai engkau lengah pada tujuh hari terakhir.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah memberi kemampuan bagi kita dan menyampaikan kita pada rahmat Nya.

Aamiin ya Robbal alamin.

9 Siti... yang patut di contoh

1.Siti Khadijah
Beliau merupakan isteri Rasulullah Shalallahu alahi wasalam yang setia dan menyokong Rasulullah walaupun ditentang hebat oleh orang-orang kafir dan musyrik, menghantarkan makanan kepada Baginda ketika Baginda beribadat di Gua Hira’.

2.Siti Fatimah
Anak Rasulullah yg tinggi budi pekertinya. Sangat kasih dan setia kpd suaminya Ali karamallahu wajhah walaupun Ali miskin. Tidur berkongsikan 1 bantal dan kdg2 berbantalkan lengan Ali.

3.Siti A’ishah
Beliau isteri Rasulullah yg paling romantik. Sanggup berkongsi bekas makanan dan minuman dgn Rasulullah. Di mana Nabi s.a.w minum di situ beliau akan minum menggunakan bekas yg sama.

4.Siti Hajar
Isteri Nabi Ibrahim yg patuh kpd suami dan suruhan Allah. Sanggup ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim atas suruhan Allah demi kebaikan. Berjuang mencari air utk anaknya Nabi Ismail (Pengorbanan seorg ibu mithali).

5.Siti Mariam
Wanita suci yg mmg pandai menjaga kehormatan diri dan mempunyai maruah yg tinggi sehingga rahimnya dipilih oh Allah s.w.t utk mengandungkan Nabi Isa.

6.Siti Asiah
Isteri Firaun yg tinggi imannya dan tidak gentar dgn ujian yg dihadapinya daripada Firaun Laknatullah.

7.Siti Aminah
Wanita mulia yg menjadi ibu kandung Rasullullah. Mendidik baginda menjadi insan mulia.

8.Siti Muti’ah
Isteri yg patut dicontohi dan dijanjikan Allah syurga untuknya kerana setianya kepada suami, menjaga makan minum, menyediakan tongkat utk dipukul oleh suaminya sekiranya layanannya tidak memuaskan hati, berhias dgn cantik utk tatapan suaminya sahaja.

9.Siti Zubaidah
Wanita kaya dermawan yg menjadi isteri Khalifah Harun Al-Rashid. Sanggup membelanjakan semua hartanya utk keperluan org banyak hanya niat kerana Allah s.w.t.

Adakah kita tergolong antara Siti-Siti ini? Tepuk dada tanya iman. Sama-sama kita tingkatkan ilmu kita untuk menjadi insan yang lebih baik di Bumi Allah ini, insyaAllah.

Sholawat dapat Menyelamatkan dari Timbangan Amal

Dari Ka'ab ra meriwayatkan,

Ketika terjadi hari kiamat, Nabi Adam AS melihat salah seorang dari umat Nabi Muhammad SAW sedang di giring ke neraka, maka beliau memberitahu Nabi SAW, "Hai Muhammad..!"
" Labbaika, hai Bapak manusia." jawab Nabi SAW.
Nabi Adam berkata kembali, " salah seorang umatmu sedang di giring ke neraka."

mendapat berita dari Nabi Adam, Nabi SAW langsung mengejarnya hingga akhirnya Makaikat yang sedang menbawa umatnya itu terkejar. Lalu Nabi SAW berkata kepada Malaikat tadi, "Wahai Malaikatnya Tuhanku, berhentilah..! "
Malaikat itu berkata, " Hai Muhammad, tidakkah engkau membaca Firman Alloh SWT tentang kami? (para malaikat tidak mendurhakai Alloh tentang apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang di perintahkan kepada mereka)."

Namun para Malaikat mendengar seruan, "Turuti Muhammad!."
Maka Nabi SAW berkata,"kembalikan orang ini ke Mizan(timbangan amal)."

Lalu Amal umat Nabi Muhammad SAW itu di timbang kembali, ternyata kesalahan-kesal ahannya jauh lebih berat dari kebaikkan-kebaikkannya.
kemudian Nabi SAW mengeluarkan Kertas catatan dari lengan baju beliau, dimana di dalam kertas itu tertulis SHOLAWAT yang pernah di ucapkan orang tersebut untuk Beliau(Nabi SAW) semasa hidup di dunia.

kertas itu lalu di taruh oleh Nabi SAW di timbangan amal pada bagian kebaikkan orang tersebut, dan akhirnya timbangan amal kebaikkannya lebih berat daripada kesalahannya.
melihat kenyataan ini membuat bahagia orang itu, lalu ia berkata, "siapakah anda?."
"Aku Muhammad." jawab Nabi SAW.

langsung saja orang tersebut mencium kaki Nabi SAW, lalu bertanya,"Yaa Rosululloh, kertas apa yang engkau keluarkan tadi?".

Beliau menjawab, "itu adalah catatan SHOLAWATmu yang kau pernah kamu ucapkan untukku semasa di dunia, dan aku(Nabi SAW) menyimpannya untukmu."

kemudian orang itu berkata kembali,"Sungguh besar penyesalanku tidak melaksanakan kewajiban kepada Alloh dan kurang banyak dalam membaca SHOLAWAT kepadamu."
(kanzul akbar).

RUGI lah orang-orang yang tidak mau bersholawat kepada Nabi SAW!

Nasehat Rasulullah SAW kepada Abu Dzar yang patut kita renungi

  1. Tanamkanlah Rasa Takut pd Allah SWT karna ia adalah dasar dan akar dari sgala kebaikan.

  2. Hendaklah tetap membaca Al-Qur'an dan mengingat Allah(zikir),karna ia adalah cahaya kehidupan dan bekal untuk hidup di akhirat.

  3. janganlah terlalu bnyk tertawa sebab hati akan menjadi mati dan wajah akan kehilangan sarinya (sesuatu yg merugikan lahiriyah dan bathiniyah)

  4. Teruskan lah Jihad(memerangi hawa nafsu) karna jihad adalah Rahbaniyah umatku.

  5. bergaulah dng orang2 miskin,jagalah hubungan baik dng mereka dan duduklah bersama-sama mereka.

  6. Pandanglah orang yg lebih rendah darimu,dengan ini engkau akan mensyukuri ni'mat Allah SWT.

  7. Jadikanlah keburukanmu sebagai penghalang dari melihat keburukan orang lain,dan jnglah mencari-cari kesalahan orang lain,karna hal ini akan menyebabkan engkau melakukan keburukan tsb.cukuplah sebagai bukti dari keburukanmu ketika kamu melakukan keburukan tsb,karena keburukan yg terjadi pada orang lain,boleh jadi terdapat juga pada dirimu,sedangkan kamu tdk menyadarinya.

  8. Tidak ada kebajikan yg lebih utama dari pada sikap hati2,tidak ada kesalehan yg lebih utama dari pada menahan diri dari perkataan2 yg haram, dan tdk ada kemuliaan yg lebih utama dari pada akhlakul kharimah(sopan santun)


10 Karakter Muslimah Sejati

Kesepuluh karakter itu adalah :
  • Salimul Aqidah, Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.
  • Shahihul Ibadah, Benar Ibadahnya menurut AlQur’an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid’ah yang dapat menyesatkannya.
  • Matinul Khuluq, Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).
  • Qowiyul Jismi, Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Allah SWT.
  • Mutsaqoful Fikri, Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.
  • Qodirun ‘alal Kasbi, Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
  • Mujahidun linafsihi, Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak baik pada dirinya ataupun orang lain.
  • Haritsun ‘ala waqtihi, Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.
  • Munazhom Fii Su’unihi, Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik.
  • Naafi’un Li Ghairihi, Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain

Monday, July 29, 2013

7 rahasia hadirnya pertolongan ALLAH.

  1. JANGAN-JANGAN ADA DOSA YANG SELAMA INI JADI PENGHALANG HADIR NYA JODOH :  Sehingga sebelum dosa itu ditaubati,ALLAH bakal nutup rapat2 pintu jodoh..Maka langkah awal, ingat-ingat semua dosa, sesali, tangisi, Istighfari & janji jangan ulangi dosa itu lagi.. Taubat sebener2nya tobat..
  2. DIAM-DIAM DO'A KAN SAHABAT MU AGAR DI PERTEMUKAN JODOH NYA :Do'a mukmin bagi saudaranya secara diam-diam,akan di Amini malaikat & mantul ke kita..
  3. MINTA DO'A2 ORANG TUA : Kalau orang tua sudah nangis dalam tahajudnya buat do'a kan anaknya, maka tinggal nunggu terkabulnya..
  4. TERUSLAH BERDO'A : "Rabbii laa tadzarnii.." (Ya ALLAH,jangan biarkan aku sendiri) " Dan dengan Do'a2 yang berkaitan dengan Jodoh Dari Al-Qur'an,Hadit atau Tuntunan para 'Ulama. Kalo gak ngadu ke ALLAH,mau ke siapa lagi? Sambil nangis..
  5. PERBAIKI DIRI : ALLAH akan ngasih jodoh baik bagi orang yang baik.. Agar jodohmu baik,maka ALLAH gak bakal nemuin sebelum kau perbaiki diri..
  6. SEDEKAH : Kalau ini mah udah gak usah ditanya lagi faedahnya,Segala masalah tuntas dengan sedekah yang ikhlas Segala hajat bakal terkabul..
  7. IKHTIAR DAN TAWAKAL: Upaya yang ngotot,habis itu serahin pada-NYA..Usaha sebisa-bisanya, berserah sepasrah-pasrah nya,ALLAH yang MahaMenakdirkan..

Insya ALLAH dengan 7 rahasia tersebut,ALLAH akan mempermudah jalan
menuju pertemuan agung itu,

11 Ciri Isteri yang Dekat dengan Surga

Berikut ini adalah ciri-cirinya :

  1. Seorang Isteri yang menyadari dan menerima dengan ikhlas bahwa laki-laki (suami) adalah pemimpin kaum wanita.
  2. Seorang Isteri yang menyadari bahwa kedudukan suami itu satu tingkat lebih tinggi jika dibandingkan dengan isteri.
  3. Seorang Isteri yang selalu taat dan penuh hormat kepada suami selama bukan diajak dalam hal kemaksiatan (durhaka kepada Allah).
  4. Seorang Isteri yang tetap berpegang teguh menjaga kehormatan dirinya dan yang tidak mau keluar rumah dengan seenaknya sendiri tanpa izin suami.
  5. Seorang Isteri yang selalu memenuhi keinginan suami dalam nafkah batin (kecuali dengan suatu alasan yang kuat terpaksa menolaknya).
  6. Seorang Isteri yang selalu mendahulukan kepentingan suami dibanding urusan yang lain. Termasuk kepentingan orang tua sekalipun. (Terkecuali mendapat izin dari suami)
  7. Seorang Isteri yang selalu menjaga kehormatan dirinya jika suami tidak ada di rumah.
  8. Seorang Isteri yang pandai menjaga harta suami (tidak boros) dan juga menjaga kehormatan suami baik saat ada ataupun sedang tidak di rumah.
  9. Seorang Isteri yang senantiasa berusaha mempercantik dirinya ketika berada depan suami.
  10. Seorang Isteri yang selalu menyenangkan hati suami dengan raut wajah yang tampak berseri. Murah senyum agar sang suami merasa tenteram hatinya.
  11. Seorang isteri yang tidak suka berdandan berlebihan agar tampak cantik oleh lelaki lain.

25 Akhlak yang Buruk

  1. Suka berkata kasar..
  2. Berwajah masam dan dahi yang berkerut..
  3. Mudah marah tanpa sebab yang dibenarkan oleh agama..
  4. Berlebih - lebihan dalam mencela dan menjelek - jelekan..
  5. Sifat Angkuh..
  6. Mengejek orang lain..
  7. Memanggil dengan panggilan dan gelar yang buruk..
  8. Menggosip dan membicarakan aib orang lain, lupa terhadap aibnya sendiri. 
  9. Suka mengadu domba (memfitnah)..
  10. Menyebarkan berita yang tidak diketahui kebenaran tanpa mengecek terlebih dahulu, padahal dia mampu melakukan itu..
  11. Suka Menyelidiki Aib orang dan mencari informasi yang tidak bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya..
  12. Suka bermuka dua dihadapan manusia..
  13. Suka berprasangka buruk (Su'udzhan) tanpa alasan yang dibenarkan oleh agama..
  14. Suka menyebarluaskan rahasia yang seharusnya dia jaga..
  15. Tidak mau menerima alasan orang lain yang berbuat salah kepadanya..
  16. Saling menjauhi dan menjaga jarak dengan saudara nya tanpa sebab yang jelas..
  17. Suka Hasad dan Dengki..
  18. Meladeni orang - orang pandir lagi jelek..
  19. Kurangnya rasa malu..
  20. Kikir..
  21. Suka menyebut - nyebut pemberian..
  22. Melanggar janji..
  23. Suka berdusta..
  24. Terlalu bercanda berlebih - lebihan diluar batas agama..
  25. Sombong karena nasab yang tinggi..
YA ALLAH jauhkan kami dari akhlak buruk,Aamiin..

9 Penyebab Seseorang Mendapat Hidayah Allah

1. Dia lahir dalam keluarga yang taat beragama ..
Orang ini bernasib baik, karena dia mendapat didikan secara langsung dalam suasana kekeluargaan yang mendidik.

2. Dia yang diberi kesadaran & petunjuk ..
Dari kecil sudah menyukai kebaikan dan kebenaran. Dia terus mencari dan mengamalkan ilmu. Orang semacam ini amat sedikit, maka mereka termasuk orang yang diberikan anugrah.

3. Orang yang didalam perjalanan hidupnya berjumpa golongan/ kelompok yang aktif mengamalkan syariat ...
Manakala dilihat kehidupan mereka begitu baik dan berbahagia, lantas mengikuti dan mencontoh golongan tersebut.

4. Orang yang senantiasa mencari kebenaran ...
Mereka orang yang senantiasa membaca, mengkaji, membandingkan, dan melihat berbagai macam ajaran dan ideologi. serta bergaul dengan berbagai golongan tersebut, maka akhirnya dia bertemu dengan kebenaran.

5. Orang yang mendapat pendidikan Agama ...
Mendengar ceramah, menghadiri majlis majlis agama, maka dia akhirnya mendapat petunjuk dari mengaji dan mendengar itu.

6. Orang yang diuji ...
Mungkin setelah kaya jatuh miskin, ditimpa bencana, atau sakit. Maka dia sadar dan insyaf. Lantaran itu dia kembali mendekatkan diri kepada Tuhannya.

7. Orang yang Mendapat Kebenaran ...
Atas izin Allah, dia mengalami perjalanan rohani, seperti melihat didalam mimpi adanya alam barzakh, melihat orang orang di azab, atau dia sendiri yang kena siksa. Bisa juga Allah memperlihatkan kepadanya kekuasaan
Allah dengan memperlihatkan kejadian kejadian yang ajaib, setelah itu dia kembali kepada kebenaran dan bertobat.

8. Orang yang sadar setelah kehidupan dunianya serba berkecukupan, tapi didalam jiwanya kacau ...
Mereka mempunyai segalanya, harta, rumah mewah dan lain-lain. Tapi kehidupan keluarga senantiasa porak poranda tidak adanya kasih sayang, dan jiwanya senantiasa sepi atau kosong. Maka dia menjadi sadar, bahwa kemewahan hidup itu tidak menjamin kebahagiaan didunia, apalagi di akhirat.

9. Orang yang mendapat petunjuk karena ada orang shaleh yang senantiasa bertaqwa mendoakannya ...
Sebagaimana Sayidina Umar Al-Khattab mendapat petunjuk karena doa doa Rasulullah SAW.

.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua
kebaikan ....
Wallahu a'lam bishshawab, ..

Sejarah Kalimat Syahadat dalam Islam

A. Awal-mula Munculnya Kalimat Syahadat

Dalam rukun Islam, kalimat syahadat ini berada pada urutan pertama. Dalam QS. Ali Imran ayat 18 disebutkan bahwa sebab turunnya (asbabun nuzul) ayat tersebut adalah dimana dulu ada dua orang ahli kitab yang akhirnya beriman kepada Allah Swt. setelah bertemu dengan Rasulullah Saw. yang mengajarkan kalimat syahadat kepada mereka.

Pada saat Rasulullah Saw. sudah berhijrah dan tinggal di Madinah, Islam berkembang dengan cepat. Banyak orang jahiliyah yang kemudian masuk Islam begitu tersentuh dengan dakwah Islam Rasulullah Saw.

Nama besar Rasulullah Saw. di Madinah dengan cepat dikenal oleh banyak orang. Bahkan dua orang ahli kitab yang berasal dari negeri Syam sengaja datang ke Madinah untuk bertemu dengan Rasulullah Saw. Kedatangan dua ahli kitab itu karena penasaran terhadap isi al-Kitab yang mereka pelajari, menyebutkan bahwa di kota itu telah datang seorang nabi akhir zaman. Tentu saja informasi itu membuat keduanya penasaran dan ingin segera membuktikannya.

Berbekal ciri-ciri yang mereka ketahui tentang Nabi Muhammad Saw. yang disebut-sebut sebagai nabi akhir zaman, mereka akhirnya berkeliling kota Madinah untuk mencari sosok nama tersebut. Mereka tidak segan menanyakan keberadaan Nabi Muhammad Saw. kepada setiap orang yang mereka jumpai. Mereka pun meperhatikan setiap orang yang berpapasan dengan mereka, mungkin saja yang ditemui adalah Nabi Muhammad Saw.

Setelah lama berkeliling dan bertanya kepada setiap orang, akhirnya mereka bertemu dengan Rasulullah Saw. Dengan pandangan yang menyelidik, ditatapnya Rasulullah Saw. dari ujung rambut hingga ujung kaki. “Apakah engkau yang bernama Muhammad?” tanya salah satu ahli kitab itu.

Rasulullah Saw. mengangguk.

“Apakah engkau yang benar-benar bernama Ahmad?” tanya ahli kitab lainnya, seolah tak percaya dengan orang yang berada di depannya.

Rasulullah Saw. pun kembali mengiyakan.

Kesempatan itu digunakan sebaik-baiknya oleh dua orang ahli kitab itu untuk menanyakan hal-hal yang ingin mereka ketahui. “Wahai Muhammad, kami ingin mengetahui sesuatu tentang kalimat syahadat, apakah engkau bisa menjelaskannya dengan baik dan hati kami tergugah karenanya. Kami akan beriman dan mengikuti semua perintah dan ajakan engkau”, kata mereka.

“Apa sebenarnya yang ingin kalian ketahui?” ujar Rasulullah Saw.

“Kesaksian apakah yang paling hebat dalam al-Quran?” tanya mereka lagi.

Kedua ahli kitab itu bukan orang sembarangan. Mereka sudah mempelajari banyak kitab suci yang diturunkan sebelum al-Quran seperti kitab Zabur, Taurat dan Injil. Pada saat itulah Allah Swt. menurunkan ayat al-Quran surat Ali Imran ayat 18:

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ


“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran ayat 18). (Setelah membaca ayat ini kita disunnahkan membaca “Ana asyhadu bihi”).

Melalui ayat itulah kedua ahli kitab itu disadarkan atas keagungan dan kebesaran Allah Swt. Firman allah Swt. yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. tersebut begitu menyentuh keimanan mereka. Meskipun singkat, mereka merasakan kebenaran atas ayat tersebut. Luluhlah hati mereka, sehingga tanpa keraguan lagi akhirnya mereka mengucapkan kalimat syahadat sebagai pengakuan atas keesaan Allah Swt. dan penunjukan Nabi Muhammad Saw. sebagai RasulNya.

Seluruh nabi yang dipilih oleh Allah Swt. sama-sama menyerukan kalimat syahadat untuk mengajak seluruh umatnya mempercayai keesaan Allah Swt. dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah utusan Allah. Oleh karena itu, kalimat syahadat ditempatkan pada urutan pertama dalam rukun Islam, dilanjutkan dengan shalat, puasa, zakat dan ibadah haji bagi yang mampu.

B. Pemakaian Kata Syahadat dalam al-Quran

Dalam al-Quran banyak sekali kita jumpai kata syahadat, apalagi kata yang musytaq atau majid dari kata syahadat, seperti kata syaahada (fi’il madhi), syahidiin (isim fa’il yang dijama’kan dengan jama’ mudzakar salim), al-isyhaad (mashdar majid) dan seterusnya. Hanya saja kita akan fokus pada kata syahadat dan asy-syahadat (tambahan al sebagai tanda kalimat isim/kata benda). Di bawah ini adalah beberapa penggunaan kata syahadat dalam al-Quran:

“Sesungguhnya persaksian Kami lebih layak diterima daripada persaksian kedua saksi itu...” (QS. al-Maidah ayat 107).

“Itu lebih dekat untuk (menjadikan para saksi) mengemukakan persaksiannya menurut apa yang sebenarnya...” (QS. al-Maidah ayat 108).

“Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang menyembunyikan syahadat dari Allah.” (QS. al-Baqarah ayat 140).

Syahadat dalam ayat ini berarti persaksian Allah Swt. yang tersebut dalam Taurat dan Injil, bahwa Nabi Ibrahim As. dan anak cucunya bukan penganut agama Yahudi atau Nasrani dan bahwa Allah Swt. akan mengutus Muhammad Saw.

“Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.” (QS. al-Baqarah ayat 282).

“Katakanlah: “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?”. Katakanlah: “Allah. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu.” (QS. al-An’am ayat 19).

Selanjutnya penggunaan kata syahadat, kata yang ada hubungan dengan kata syahada, dan kata berasal dari kata syahadat dalam al-Quran silakan diteliti dalam ayat-ayat di bawah ini:
1. QS. al-A’raf ayat 36 dan 171
2. QS. al-‘Adiyat ayat 7
3. QS. al-Ahqaf ayat 10
4. QS. al-Ahzab ayat 45 dan 55
5. QS. al-An’am ayat 19, , 44, 73,130 dan 150
6. QS. al-Anbiya ayat 61 dan 78
7. QS. al-‘Ankabut ayat 52
8. QS. al-Baqarah ayat 84, 95, 106, 140, 143, 185, 204, 282 dan 283
9. QS. al-Buruj ayat 3
10. QS. al-Fath ayat 8 dan 28
11. QS. al-Furqan ayat 72
12. QS. al-Hadid ayat 19
13. QS. al-Hajj ayat 8, 28 dan 78
14. QS. al-Hasyr ayat 11 dan 22
15. QS. Hud ayat 18, 54 dan 104
16. QS. Ali Imran ayat 18, 52, 53, 64, 80, 81, 86, 99 dan 140
17. QS. al-Isra’ ayat 78 dan 96
18. QS. al-Kahfi ayat 52
19. QS. an-Nahl ayat 84 dan 89
20. QS. an-Naml ayat 32 dan 49
21. QS. an-Nisa ayat 5, 14, 40, 68, 71, 78, 134, 157 dan 165
22. QS. an-Nur ayat 2, 4, 6, 8, 13 dan 24
23. QS. al-Maidah ayat 9, 47, 110, 111, 114, 116 dan 120
24. QS. Maryam ayat 37
25. QS. al-Mu’minun ayat 93
26. QS. al-Muthaffifin ayat 21
27. QS. al-Munafiqun ayat 1
28. QS. al-Muzammil ayat 15
29. QS. al-Ma’arij ayat 33
30. QS. ar-Ra’d ayat 10 dan 45
31. QS. Hamim as-Sajadah ayat 20, 21, 22 dan 47
32. QS. as-Sajadah Alif Lam Mim ayat 6
33. QS. ash-Shafat ayat 150
34. QS. at-Taubat ayat 18 dan 108
35. QS. at-Taghabun ayat 18
36. QS. ath-Thalaq ayat 2
37. QS. Qaaf ayat 21, 37, 133 dan 143
38. QS. al-Qashash ayat 44 dan 75
39. QS. Yasin ayat 65
40. QS. Yusuf ayat 26 dan 81
41. QS. Yunus ayat 29
42. QS. az-Zukhruf ayat 19 dan 86
43. QS. az-Zumar ayat 46.

Wallahu A’lam

Mohon dikoreksi kembali dengan merujuk kepada kitab-kitab Tafsir al-Quran. Jazakumullah ahsanal jaza’

Saturday, July 27, 2013

TIPS MENGENDALIKAN AMARAH

1. Mengubah Posisi - Rasulullah s.a.w bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu marah, dan ketika itu ia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah ia duduk. Karena hal itu akan menghilangkan marahnya. Dan kalau tidak, maka hendaklah ia berbaring.” (Riwayat Muslim)

2. Berwudhu - Rasulullah s.a.w bersabda: “Marah itu datangnya daripada syaitan, dan syaitan itu diciptakan daripada api, sedangkan api itu hanya dipadamkan dengan air. Oleh itu apabila salah seorang diantara kamu marah, maka hendaklah ia berwudhu” (Hadis Riwayat Abi Daud).

3. Minum air.

4. Mendiamkan diri ketika marah banyaklah istighfar di dalam hati.

5. Berlindung kepada Allah daripada syaitan.

6. Berfikiran positif.

7. Belajar menyampaikan kemarahan secara positif dan terhormat; elakkan daripada memekik atau bertindak garang.

8. Bawa dalam keadaan rileks seperti menarik nafas.

9. Senyum karena senyuman mampu meredakan tekanan.

Wallahu’alam. Semoga bermanfaat.

PERKARA SEBELUM TIDUR (Tafsir Haqqi)


Rasulullah berpesan kepada Aisyah ra :
Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :

1. Sebelum khatam Al Qur-an.

2. Sebelum membuat para Nabi memberimu syafaat dihari akhir.

3. Sebelum para muslim meridhoi kamu.

4. Sebelum kau laksanakan haji dan umrah.

Bertanya Aisyah :
Ya Rasulullah, bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?

Rasul tersenyum dan bersabda :

1. Jika engkau tidur bacalah Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur'an.

2. Membacalah sholawat untukku dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafaat dihari kiamat.

3. Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meridhoi kamu.

4. Perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan-akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umrah.

SELAMAT TIDUR....

Sebarkanlah note ini kepada saudara Muslim yang lain. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati.

Kematian adalah awal dari kehidupan sesungguhnya

Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu pernah berkata: ”Bilamana manusia menemui ajalnya, maka saat itulah dia bangun dari tidurnya”. Sungguh tepat ungkapan beliau ini. Sebab kelak di akhirat nanti manusia akan menyadari betapa menipunya pengalaman hidupnya sewaktu di dunia. Baik sewaktu di dunia ia menikmati kesenangan maupun menjalani penderitaan. Kesenangan dunia sungguh menipu. Penderitaan duniapun menipu. Saat manusia berada di alam akhirat barulah ia akan menyadari betapa sejatinya kehidupan di sana. Kesenangannya hakiki dan penderitaannya sejati.

Surga bukanlah khayalan dan sekedar dongeng orang-orang tua di masa lalu. Begitu pula dengan neraka, ia bukan suatu mitos atau sekedar cerita-ceirta orang dahulu kala. Surga dan neraka adalah perkara hakiki, saudaraku. Sehingga Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan dengan deskripsi yang sangat kontras dan ekstrim mengenai betapa berbedanya tabiat pengalaman hidup di dunia yang menipu dengan kehidupan sejati akhirat. Perhatikanlah baik-baik hadits di bawah ini:

“Pada hari kiamat didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak. Kemudian ia ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb.” Dan didatangkan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak. Kemudian ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apapun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apapun.” (HR Muslim 5018)

Mengapa orang pertama ketika Allah tanya menjawab bahwa ia tidak pernah melihat suatu kebaikan serta merasakan suatu kenikmatan, padahal ia adalah orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya?

Jawabannya: karena Allah telah paksa dia merasakan derita sejati neraka –sejenak saja- cukup untuk membuat ingatannya akan segala kenikmatan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya.

Sebaliknya, mengapa orang kedua ketika Allah tanya menjawab bahwa ia tidak pernah melihat suatu kesulitan atau merasakan suatu kesengsaraan, padahal ia orang yang paling susah hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya?

Jawabannya: karena Allah telah izinkan dia merasakan kesenangan hakiki surga –sejenak saja- cukup untuk membuat ingatannya akan segala penderitaan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya. Subhaanallah wa laa haula wa laa quwwata illa billah…!!!

Pantas bila Allah gambarkan bahwa saat sudah dihadapkan dengan azab neraka orang-orang kafir bakal berharap mereka dapat menebus diri mereka dengan sebanyak apapun yang diperlukan, andai mereka sanggup. Tentunya pada saat itu mereka tidak sanggup dan tidak berdaya.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih.” (QS Al-Maaidah ayat 36).

Sumber : Islamic Motivation

Tuesday, July 23, 2013

PENTINGNYA BER-MADZHAB

BerMahzab itu adalah untuk menjaga sanad keguruan kita agar tidak terputus dari Baginda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam ,..Imam 4 Mahzab adalah salafussoleh .. Salafussoleh adlh 3 generasi terbaik yg dibangga-banggakan Baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam sebagaimana dijelaskan dlm sebuah Hadist luhur Beliau Baginda Rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam bersabda :

“Sebaik-baik manusia adalah generasiku ( para sahabat ) kemudian generasi berikutnya (tabi’in) kemudian generasi berikutnya ( tabiu’t tabi’in )” (Hadits Bukhari & Muslim)

GENERASI SALAFUSSOLEH

1. Sahabat Yang Mulia Khalifah ar-Rasyidin :
• Abu Bakr Ash-Shiddiq
• Umar bin Al-Khaththab
• Utsman bin Affan
• Ali bin Abi Thalib

2. Sahabat yang mulia Al-Abadillah :
• Ibnu Umar
• Ibnu Abbas
• Ibnu Az-Zubair
• Ibnu Amr
• Ibnu Mas’ud
• Aisyah binti Abubakar
• Ummu Salamah
• Zainab bint Jahsy
• Anas bin Malik
• Zaid bin Tsabit
• Abu Hurairah
• Jabir bin Abdillah
• Abu Sa’id Al-Khudri
• Mu’adz bin Jabal
• Abu Dzarr al-Ghifari
• Sa’ad bin Abi Waqqash
• Abu Darda’

3. Para Tabi’in :
• Sa’id bin Al-Musayyab wafat 90 H
• Urwah bin Zubair wafat 99 H
• Sa’id bin Jubair wafat 95 H
• Ali bin Al-Husain Zainal Abidin wafat 93 H
• Muhammad bin Al-Hanafiyah wafat 80 H
• Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud wafat 94 H
• Salim bin Abdullah bin Umar wafat 106 H
• Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr Ash Shiddiq
• Al-Hasan Al-Bashri wafat 110 H
• Muhammad bin Sirin wafat 110 H
• Umar bin Abdul Aziz wafat 101 H
• Nafi’ bin Hurmuz wafat 117 H
• Muhammad bin Syihab Az-Zuhri wafat 125 H
• Ikrimah wafat 105 H
• Asy Sya’by wafat 104 H
• Ibrahim an-Nakha’iy wafat 96 H
• Aqamah wafat 62 H

4. Para Tabi’ut tabi’in :
• Malik bin Anas wafat 179 H
• Al-Auza’i wafat 157 H
• Sufyan bin Said Ats-Tsauri wafat 161 H
• Sufyan bin Uyainah wafat 193 H
• Al-Laits bin Sa’ad wafat 175 H
• Syu’bah ibn A-Hajjaj wafat 160 H
• Abu Hanifah An-Nu’man wafat 150 H

5. Atba’ Tabi’it Tabi’in : Setelah para tabi’ut tabi’in:
• Abdullah bin Al-Mubarak wafat 181 H
• Waki’ bin Al-Jarrah wafat 197 H
• Abdurrahman bin Mahdy wafat 198 H
• Yahya bin Sa’id Al-Qaththan wafat 198 H
• Imam Syafi’i wafat 204 H

6. Murid-Murid atba’ Tabi’it Tabi’in :
• Ahmad bin Hambal wafat 241 H
• Yahya bin Ma’in wafat 233 H
• Ali bin Al-Madini wafat 234 H
• Abu Bakar bin Abi Syaibah Wafat 235 H
• Ibnu Rahawaih Wafat 238 H
• Ibnu Qutaibah Wafat 236 H

Sanad Keguruan Beliau bersambung Hingga baginda rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam

KURUN KE-EMPAT HIJRIYAH

al-Imam an-Nasa’i (w. 303 H)
al-Imam at-Thabari (w. 305 H)
al-Imam Ibnu Surej (w. 306 H)
al-Imam ‘Abdullah bin Muhammad Ziyad an-Nisaburi (w. 324 H)
al-Imam Ibnu Qasi (w. 335 H)
al-Imam as-Su’luki (w. 337 H)
al-Imam al-Asy’ari (w. 324 H)
al-Imam Abu Ishaq al-Marwazi (w.340 H)
al-Imam Ibnu Abi Hurairah (w. 345 H)
al-Imam al-Mus’udi (w. 346 H)
al-Imam Abu Saib al-Marwazi (w. 362 H)
al-Imam Abu Hamid sl-Marwazi (w. 362 H)
al-Imam as-Sijistani (w. 363 H)
al-Imam al-Qaffal al-Kabiir (w. 365 H)
al-Imam ad-Dariki (w. 375 H)
al-Imam Ibnu Abi Hatim (w. 381 H)
al-Imam al-Daruquthni (w. 385 H)
al-Imam al-Jurjani (w. 393 H)

KURUN KE-LIMA HIJRIYAH

al-Imam al-Baqilani (w. 403 H)
al-Imam Hakim [Hakim al-Naisaburi] (w. 405 H)
al-Imam al-Asfaraini (w. 406 H)
al-Imam as-Sinji (w. 406 H)
al-Imam Ibnu Mahamili (w. 415 H)
al-Imam ats-Tsa’labi (w. 427 H)
al-Imam al-Mawardi (w. 450 H)
al-Imam al-Baihaqi (w. 458H)
al-Imam al-Haramain (w. 460H)
al-Imam al-Qusyairi (w. 465H)
al-Imam asy-Syirazi (w. 476 H)
al-Imam al-’Aziz (w. 494 H)
al-Imam at-Thabari (w. 495 H)

KURUN KE-ENAM HIJRIYAH

al-Imam al-Kayahirasi (w. 504 H)
al-Imam al-Ghazali (w. 505 H)
al-Imam Abu Bakar asy-Syasyi al-Qaffal (w. 507 H)
al-Imam al-Baghawi (w. 510 H)
al-Imam Syahrastani (w. 548 H)
al-Imam Abul Husain Yahya al-Amrani al-Yamani (w. 558 H)
al-Imam Syihabuddin Abu Syuja’ (w. 593 H)

KURUN KE-TUJUH HIJRIYAH

al-Imam ‘Izzuddin bin ‘Abdissalam (w. 606 H)
al-Imam ar-Razi (wafat 606 H)
al-Imam Ibnu Atsir (w. 606 H)
al-Imam Ibnu Shalah (w. 643 H)
al-Imam ar-Rafi’i (w. 623 H)
al-Imam an-Nawawi (w. 676 H)

KURUN KE-DELAPAN HIJRIYAH

al-Imam Taqiyuddin Ibnu Daqiqil ‘Id (w. 702 H)
al-Imam Zamlukani (w. 727 H)
al-Imam Taqiyuddin as-Subki (w. 756 H)
al-Imam Tajuddin Subki (w. 771 H)
al-Imam Ibnu Katsir (w. 774 H)
al-Imam Zarkasyi (w. 794 H)

KURUN KE-SEMBILAN HIJRIYAH

al-Imam al-Mahalli (w. 835 H)
al-Imam Ibnu Mulaqin (w. 804 H)
al-Imam Ibnu Ruslan (w. 844 H)
al-Imam Ibnu Hajar al-’Asqalani (w. 852 H)
al-Imam al-Husaini al-Hishni (w. 829 H)
al-Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad al-Manhaji al-Qahari (w. 880 H)

KURUN KE-SEPULUH HIJRIYAH

al-Imam as-Suyuthi (w. 911 H)
al-Imam Abdullah bin Abdurramah Bafadlal al-Hadlrami (w. 918 H)
al-Imam Qasthalani (w. 923 H)
al-Imam Zakaria al-Anshari (w. 926 H)
al-Imam al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami (w. 974 H)
al-Imam Khatib Syarbaini (w. 977 H)
al-’Allamah Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari (w. 987 H)
al-Imam Ahmad ‘Umairah (w. 957 H)

KURUN KE-SEBELAS HIJRIYAH

al-Imam ar-Ramli (w. 1004 H)
al-Imam ar-Raniri (w. 1068 H)
al-Imam Ahmad Salamah al-Qalyubi (w. 1069 H)
Imam-Imam lainnya pada abad ini sebenarnya banyak.

KURUN KE-DUA BELAS HIJRIYAH

al-Habib ‘Abdullah ibn ‘Alwi al-Haddad (w. 1132 H)
Syaikh Sayyid Ja’far al-Barzanji (W. 1184 H)

KURUN KE-TIGA BELAS HIJRIYAH

al-Imam asy-Syarqawi (w. 1227 H)
al-Imam al-’Allamah Syaikh Sulaiman al-Jumal (w. 1204 H)
al-Imam al-Bujairami al-Mishri (w. 1221 H)
Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari (w. 1227 H)
Syaikh asy-Syanwani (w. 1233H)
Syaikh Abdus Samad al-Falembani/Palembang
Syaikh Daud ‘Abdullah al-Fathani (w. 1265 H)
al-Imam Al-Bajuri (w. 1276 H)

KURUN KE-EMPAT BELAS HIJRIYAH

Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Mufti Makkah (w. 1304 H)
Syaikh al-Bakri Syatha ad-Dimyathi (w. 1302 H)
Syaikh an-Nawawi al-Bantani al-Jawi (W. 1316 H)
Syaikh Muhammad Khalil al-Maduri [Bangkalan]
Syaikh Wan Ali Kutan (w. 1331 H)
Syaikh Utsman Betawi (w. 1333 H)
Syaikh Ahmad Khatib (w. 1334 H)
Syaikh Utsman Senik (w. 1336 H)
al-’Allamah az-Zuhri al-Ghamrawi (w. 1337 H)
Syaikh Utsman as-Saraqawi (w. 1339 H)
Syaikh Muhammad Sa’ad (w. 1339 H)
Syaikh Muhammad Sa’id al-Linggi (w. 1345 H)
Syaikh Yusuf Bin Isma’il al-Nabhani (w. 1350 H)
Syaikh Muhammad Shaleh al-Minankabawi (w.1351 H)
Syaikh Wan Sulaiman (w. 1354 H)
Syaikh Hasan Ma’sum (w. 1355 H)
Syaikh Abu Bakar Muar (w. 1357 H)
Syaikh Abdul Latif at-Tanbi (w. 1358 H)
Imam Ya’qub al-Kalantani (w. 1360 H)
Syaikh Muhammad Jamil Jaho (w. 1360 H)
Syaikh Muhammad Shaleh Kedah
Syaikh Hasyim Asy’ari (w. 1367 H)
Syaikh Abdul Mubin al-Jarimi al-Fathani (w. 1367 H)
Syaikh Abdul Wahid (w. 1369 H)
Syaikh Muhammad Fadlil Banten (w. ? H)
Syaikh Mustafa Husein (w. 1370 H)
Syaikh Abbas Qadi (w. 1370 H)
Syaikh Tahir Jalaluddin al-Azhari (w. 1376 H)
Syaikh Tengku Mahmud az-Zuhdi (w. 1376 H)
Syaikh Abdullah Fahim (w. ? H)
Syaikh Muda Wali (w. 1380 H)
Syaikh Abdurrahman al-Kalantani (w. 1391 H)
Syaikh Ismail al-Asyi (w. ? H)
Syaikh Ihsan Dahlan al-Jampesi’
Syaikh Zainal Abidin bin Muhammad al-Fathani (w. ? H)

KURUN KE-LIMA BElAS HIJRIYAH

Syaikh [KH.] Sirajuddin ‘Abbas (w. 1400 H)
Syaikh Muhammad Idris al-Marbawi (W. 1409 H)
Mufti Haji Ismail Omar (w. 1413 H)
Syaikh’ [Kiyai] Shamsuddin (w. 1418 H)
K.H.M. Syafi’i Hadzami (w. 1427 H)
Syaikh Muhammad Fuad al-Maliki
Syaikh Nuh ‘Ali Salman al-Qudah (w. 1432 H)
Syaikh Ahmad Sahl al-Hajini
Syaikh Mushthafa al-Khin
Syaikh Mushthafa al-Bugha

Dan masih banyak lagi yang mungkin terlewatkan untuk kami sebutkan, pada kurun-kurun terakhir kebanyakan hanya disebutkan ulama besar yang berasal dari Nusantara, belum lagi di wilayah lainnya.

Disarikan dari buku “SEJARAH DAN KEAGUNGAN MADZHAB SYAFI’I (Oleh KH. Sirajuddin Abbas)” dan dari berbagai sumber. Masih banyak ulama-ulama bermadzhab Syafi’iyyah yang tidak mungkin bisa kami sebutkan disini. Jika banyak berinteraksi kitab-kitab Ulama niscaya akan menjumpai ribuan ulama lainnya.

Ad-Dimasyqiy asy-Syafi’i (‘Ulama Syafi’iyyah Damaskus).
al-Imam al-Muhaddits al-Bukhariy Bermadzhab Syafi’iyyah

Informasi lain tentang ulama-ulama Syafi’iyah bisa dibaca dalam kitab-kitab seperti Thabaqat al-Fuqahaa’ asy-Syafi’iyah karya al-Imam al-Hafidz Ibnu Katsir asy-Syafi’i, Thabaqat al-Syafi’iyah al-Kubraa karya al-Imam Tajuddin as-Subki, Thabaqat al-Syafi’iyah karya Ibnu Qadli Syuhbah, Thabaqat al-Syafi’iyah karya Jamaluddin Abdur Rahim bin al-Hasan al-Asnawi dan lain sebagainya.

Dan Para Walisongo dan juga para ulama dan para Habib Ahlusunnah wal Jama'ah di Indonesia pun mengikuti MAhzab Imam Syafi'i..barangkali ada yg bs menambahkan saudaraku..Mahzab Imam Syafi'i adalah yang terbesar didunia ini.

BerMahzab itu adalah untuk menjaga sanad keguruan kita agar tidak terputus dari Baginda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam .. renungkanlah itu wahai saudaraku.

Berkata Imam Syafii : "Tiada ilmu tanpa sanad",

berkata pula AL Hafidh Imam Attsauri : "Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak memiliki senjata, maka dengan apa kau membela diri?".

berkata Imam Ibnul Mubarak rahimahullah : penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan orang yg ingin naik ke atap rumah tanpa tangga"

berkata pula Imam Syafii : "penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan pencari kayu bakar yg mencari kau bakar ditengah malam, yg ia membawa tali pengikatnya adalah ular berbisa dan ia tak tahu" (Faidhul Qadir Juz 4 hal 442)

dan masih banyak lagi, dan merupakan hal yg baku diantara para Muhadditsin bahwa mereka tak mengakui suatu ajaran/tuntunan ibadah dari seseorang ustadz/guru/kiyai/ulama kecuali orang itu mempunyai sanadnya.

Dikutip dari berbagai sumber.
Semoga Bermanfaat, Sebarkan Tulisan Ini Untuk Mengingatkan Kepada Saudara Seiman Kita yg Masih Belum Mengetahui Betapa Pentingnya Bermadzhab

ULAMA-ULAMA SALAF MAHZAB IMAM SYAFI'I

ULAMA-ULAMA SALAF MAHZAB IMAM SYAFI'I

-al-Imam al-Humaidi (w. 219 H)

Nama lengkap beliau adalah ‘Abdullah bin Zuber bin ‘Isa, Abu Bakar Al-Humaidi. Beliau adalah juga murid langsung dari Imam Syafi’i. Beliaulah yang membawa dan mengembangkan Mazhab Syafi’I ketika di Makkah, sehingga beliau diangkat menjadi Mufti Makkah.

Inilah di antara 11 orang murid-murid langsung dari Imam Syafi’i yang kemudian menjadi Ulama’ Besar dan tetap teguh memegang Mazhab Syafi’i. Maka dengan perantaraan beliau-beliau inilah Mazhab Syafi’i tersiar luas ke pelusuk-pelusuk dunia Islam terutama ke bahagian Timur dari Hijaz, iaitu Iraq, ke Khurasan, ke Maawara An-Nahr, ke Azerbaiyan, ke Tabristan, juga ke Sind, ke Afghanistan, ke India, ke Yaman dan terus ke Hadhramaut, ke Pakistan, India dan Indonesia.

Beliau-beliau ini menyiarkan Mazhab Syafi’i dengan lisan dan tulisan. Selain dari itu ada dua orang murid Imam Syafi’i yaitu Imam Ahmad bin Hanbal (wafat 241H) yang kemudian ternyata membentuk satu aliran dalam fiqih yang bernama Mazhab Hanbali. Yang kedua Syeikh Muhammad bin ‘Abdul Hakam , seorang Ulama’ murid langsung dari Imam Syafi’i yang ilmunya tidak kalah dari Al-Buwaiti. Beliau ini pada akhir umurnya berpindah ke Mazhab Maliki dan wafat dalam tahun 268H. di Mesir.

Ulama’-ulama’, murid yang langsung dari Imam Syafi’i ini boleh dinamakan Ulama’-ulama’ Syafi’iyah, iaitu Ulama’-ulama’ Syafi’iyah tingkatan pertama. Ada tingkatan kedua, iaitu Ulama’- ulama’ Syafi’iyah yang wafat dalam abad ketiga juga, tetapi tidak belajar kepada Imam Syafi’i sendiri, melainkan kepada murid-murid Imam Syafi’i . Ulama’-ulama’ itu adalah : Ahmad bin Syayyar Al-Marwazi, Imam Abu Ja’far At-Tirmizi, Abu Hatim Ar-Razi, Imam Bukhari, Al-Junaid Baghdad, Ad-Darimi, Imam Abu Daud dan lain-lain.

Sebelas murid-murid langsung dari Imam Syafi’i adalah Imam Ar-Rabi’ bin Sulaiman Al-Muradi, Al-Buwaiti, Al-Muzani, Harmalah At-Tujibi, Az-Za’farani, Al-Karabisi, At-Tujibi, Muhammad bin Syafi’i, Ishaq bin Rahuyah dan Al-Humaidi Wafat di Makkah pada tahun 219H

- al-Imam al-Buwaiti (w. 231 H)

Nama Lengkap beliau adalah Abu Ya’kub bin Yusuf bin Yahya al-Buwaiti, lahir di desa Buwaiti (Mesir) wafat 231 Hijriyah. Beliau adalah murid langsung dari Imam Syafi’I rahimahullah, sederat dengan ar-Rabi’i bin Sulaiman al-Muradi.

Imam Syafi’I berkata ; “Tidak seorangpun yang lebih berhak ata kedudukanku melebihi dari Yusuf bin Yahya al-Buwaiti ” dan Imam Syafi’I berwasiat jika beliau wafat maka yang akan menggantikan kedudukan beliau mengajar adalah al-Imam Buwaiti ini.

Beliau menggantikan Imam Syafi’I berpuluhan tahun dan pada akhir umur hidup beliau ditangkap kerena persoalan “fitnah Qur’an” yaitu tentang apakah al-Qur’an itu makhluk atau tidak, yang digerakkan oleh kaum Muktazilah. Akhirnya al-Imam Buwaiti ditangkap oleh Khalifah yang pro terhadap paham Muktazilah, lalu dibawa dengan ikatan rantai ditubuhnya ke Baghdad. Beliau wafat dipenjara pada tahun 231 Hijriyah. Beliau syahid karena mempertahankan kepercayaan dan i’tiqad beliau yaitu I’tiqad kaum Ahlus Sunnah wal Jamaah yang mempercayai bahwa al-Qur’an itu adalah kalamullah yang Qadim, bukan “ciptaan Allah” (Makhluk).

- al-Imam Ishaq bin Rahuyah (w. 238 H)

Nama lengkap beliau adalah Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad bin Ibrahim yang terkenal dengan nama Ibnu Rahuyah. Lahir tahun 166 H. wafat tahun 238H. Beliau belajar fiqih kepada Imam Syafi’i yang terkenal. Bukan saja dalam ilmu fiqih tetapi juga dalam ilmu Hadits. Imam bBukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Ahmad bin Hanbal, banyak mengambil hadits kepada Ishaq bin Rahuyah ini. Imam Nasa’i mengatakan bahawa Ibnu Rahuyah adalah “Tsiqqah”, yaitu “dipercayai”.

- al-Imam Muhammad bin Syafi’i (w. 240 H)

Muhammad bin Syafi’i, gelar Abu Utsman Al-Qadi. Beliau adalah anak yang tertua dari Imam Syafi’i. Pada akhir usia beliau, menjabat kedudukan Qadi di Jazirah dan wafat di situ tahun 240H.

- al-Imam al-Karabisi (w. 245 H)

Nama lengkap beliau adalah Imam Abu ‘Ali, Husein bin ‘Ali Al-Karabisi. Beliau juga seorang murid langsung dari Imam Syafi’i sesudah terlebih dahulu menganut ajaran Imam Abu Hanifah (Hanafi) dan kemudian masuk dalam Mazhab Syafi’i, beliau adalah menjadi tiang tengah dalam menegakkan fatwa dan aliran-aliran Imam Syafi’i.

- al-Imam at-Tujibi (w. 250H)

Ahmad bin Yahya bin Wazir bin Sulaiman At-Tujibi. Beliau adalah seorang Ulama’ yang belajar langsung dalam ilmu bfiqih kepada Imam Syafi’i. Meninggal dan bermaqam di Mesir.

- al-Imam al-Muzani (w. 264 H)

Pengarang kitab Mukhtashar Muzanni

- al-Imam Harmalah at-Tujibi (w. 243 H)

Nama lengkapnya Harmalah bin Yahya Abdullah At-Tujibi, murid Imam Syafi’I Rahimahullah. Beliau adalah ulama besar penegak madzhab Syafi’i yang menyusun kitab-kitab Imam Syafi’i. Didalam madzhab Syafi’I terkenal kitab Harmalah yaitu kitab karangan Imam Syafi’I rahimahullah yang disusun oleh murid beliau yaitu Harmalah bin Yahya.

Selain ahli Fiqh Syafiyyah yang terkenal, beliau juga juga ahli Hadits yang menghafal hadits-hadits Nabi. Khabarnya beliau telah menghafal 10.000 hadits Nabi. Diantara ahli hadits yang menjadi murid dari Harmalah, diantaranya adalah Imam Muslim, Imam Ibnu Qutaibah, Imam Hasan bin Sofyan dan lain-lain.

- al-Imam Bukhari (w. 256 H)

Nama lengkap beliau Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughitah bin Bardizbah Al-Jufri Al-Bukhari. Lahir tahun 194 H. di Bukhara Asia Tengah. Sejak kecil beliau sudah menghafal Al-Qur’an di luar kepala dan sangat menyukai mencari dan mendengar Hadits-hadits Nabi. Kemudian selama 16 tahun beliau menyusun dan mengarang kitab sohihnya yang berjudul kitab “Sohih Al-Bukhari”.

Beliau selalu mengedar ke daerah-daerah dan kota-kota negeri Islam ketika itu. Beliau belajar Hadits di negerinya dan kemudian pergi ke Balkha, ke Marwa, ke Nisabur, ke Rai, ke Basrah, ke Kufah, ke Makkah, ke Madinah, ke Mesir, ke Damaskus, ke Asqalan dan lain-lain.

Perjalanan beliau ini adalah dalam rangka mencari ulama’-ulama’ yang menyimpan hadits dalam dadanya untuk dituliskannya di dalam kitab yang ketika itu sangat kurang sekali. Kitab Sohih Bukhari itu adalah kitab agama Islam yang kedua sesudah Al-Qur’an. Hadits-hadits di dalamnya menjadi sumber hukum yang kuat dalam fiqih (hukum) Islam. Pada mulanya beliau sampai menghafal hadits sebanyak 600,000 hadits yang diambilnya dari 1,080 orang guru, tetapi kemudian setelah disaring dan disaringnya lagi, maka yang dituliskannya dalam kitab Sohih Bukhari hanya 7,275 hadits. Kalau disatukan hadits yang berulang-ulang disebutnya dalam kitab itu, jadinya berjumlah 4,000 hadits yang kesemuanya hadits sohih dan diterima oleh seluruh dunia Islam, terkecuali oleh orang yang buta mata hatinya.

Di antara guru beliau dalam fiqih Syafi’i adalah Imam Al-Humaidi, sahabat Imam Syafi’i yang belajar fiqih daripada Imam Syafi’i ketika berada di Makkah Mukarramah.

Juga beliau belajar fiqih dan Hadits daripada Za’farani, Abu Thur dan Al-Karabisi, ketiganya adalah murid Imam Syafi’i. Demikianlah diterangkan oleh Imam Abu ‘Asim Al-Abbadi dalamkitab “Tobaqat”nya. Beliau tidak banyak membicarakan soal fiqih, tetapi hampir semua pekerjaan beliau berkisar kepada hadits-hadits saja yang tidak mengambil hukum dari hadits-hadits itu. Ini suatu bukti bahawa beliau bukan Imam Mujtahid, tetapi ahli hadits yang di dalam furu’ Syari’at beliau menganut Mazhab Syafi’i.

Di dalam kitab “Faidhu Qadir” syarah Jamius Saghir pada juzu’ I halaman 24 diterangkan bahawa Imam Bukhari mengambil fiqih daripada Al-Humaidi dan sahabat Imam Syafi’i yang lain. Imam Bukhari tidak mengambil hadits daripada Imam Syafi’i kerana beliau meninggal dalam usia muda, tetapi Imam Bukhari belajar dan mengambil hadits daripada murid-murid Imam Syafi’i.

Tetapi sesungguhnya begitu, di dalam kitab Sohih Bukhari ada dua kali Imam Syafi’i disebut, iaitu pada bab Rikaz yang lima dalam kitab Zakat dan pada bab Tafsir ‘Araya dalam kitab Buyu’. (Lihat Fathul Bari juzu’ IV, halaman 106 dan pada juzu’ V halaman 295)

- al-Imam az-Za’farani (w. 260 H)

Nama lengkap beliau adalah al-Imam Hasan bin Muhammad as-Sabah az-Za’farani. Lahir didusun az-Za’farani dan pindah ke kota Baghdad, disana beliau belajar kepada al-Imam Syafi’I Rahimahullah. Al-Imam az-Za’farani adalah murid langsung dari Imam Syafi’i.

Imam Bukhari, seorang ahli hadits yang terkenal banyak mengambil hadits dari al-Imam Za’farani namun beliau tidak menjadi mujtahid Fiqh. Beliau tetap memegang madzhab Imam Syafi’i. Dari beliau ini mengalir madzhab Imam Syafi’I kepada Imam Bukhari sehingga beliau menganut madzhab imam Syafi’I dalam syariat dan Ibadah.

- al-Imam Muslim (w. 261 H)

Beliau adalah Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, yang lebih dikenal dengan Imam Muslim. Dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia pada sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di Naisaburi.

Beliau juga sudah belajar hadits sejak kecil seperti Imam Bukhari dan pernah mendengar dari guru-guru Al Bukhari dan ulama lain selain mereka. Orang yang menerima Hadits dari beliau ini, termasuk tokoh-tokoh ulama pada masanya. Ia juga telah menyusun beberapa karangan yang bermutu dan bermanfaat. Yang paling bermanfaat adalah kitab Shahihnya yang dikenal dengan Shahih Muslim. Kitab ini disusun lebih sistematis dari Shahih Bukhari. Kedua kitab hadits shahih ini; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim biasa disebut dengan Ash Shahihain. Kadua tokoh hadits ini biasa disebut Asy Syaikhani atau Asy Syaikhaini, yang berarti dua orang tua yang maksudnya dua tokoh ulama ahli Hadits. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin terdapat istilah akhraja hu yang berarti mereka berdua meriwayatkannya.

Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya

Al-Jami` ash-Shahih atau lebih dikenal sebagai Sahih Musli
Al-Musnad al-Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadits)
Kitab al-Asma wal-Kuna
Kitab al-Ilal
Kitab al-Aqran
Kitab Su`alatihi Ahmad bin Hambal
Kitab al-Intifa` bi Uhubis-Siba`
Kitab al-Muhadramin
Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahid
Kitab Auladish-Shahabah
Kitab Auhamil-Muhadditsin

- al-Imam Ahmad bin Syayyar al-Marwazi (w. 268 H)

Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Syayyar bin Ayub Abu Hasan Al-Marwazi. Beliau adalah murid dari Ishaq bin Rahuyah dan Ulama’- ulama’ Syafi’i yang lain, ulama’-ulama’ seperti Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, Imam Bukhari dan lain-lain, mengambil ilmu kepada beliau. Syeikh Ahmad bin Syayyar yang membawa dan memajukan Mazhab Syafi’i ke Marwin, ke Ghazanah di India, ke Afghanistan dan lain-lain. Beliau adalah pengarang kitab “Tarikh Marwin”.

- al-Imam ar-Rabi’ ibn Sulaimanal-Muradi (w. 270 H)

Beliau adalah murid langsung dari Imam Syafi’i Rahimahullah, dibawa dari Baghdad sampai ke Mesir. Lahir tahun 174 Hijriyah dan wafat pada tahun 270 Hijriyah. Beliau inilah yang membantu Imam Syafi’I menulis kitabnya al-Umm dan kitab ushul Fiqh pertama didunia yaitu kitab ar-Risalah al-Jadidah.

Berkata Muhammad bin Hamdan, “saya datang ke kediaman Rabi’I pada suatu hari, dimana didapati didepan rumahnya 700 kendaraan membawa orang yang datang mempelajari kitab Syafi’i dari beliau”.

Ini merupakan bukti bahwa al-Imam ar-Rabi’I ibnu Sulaiman al-Muradi adalah seorang yang utama, penyiar dan penyebar madzhab Syafi’i dalam abad-abad yang pertama. Disebutkan dalam kitab al-Majmu’ halaman 70, kalau ada perkataan “sahabat kitab ar-Rabi’i” maka maksudnya ar-Rabi’i Sulaiman al-Muradi. Didalam kitab al-Muhzab, tidak ada ar-Rabi’I selain ar-Rabi’I ini, kecuali ar-Rabi’I dalam masalah menyamak kulit yang bukan ar-Rabi’I ini melainkan ar-Rabi’I bin Sulaiman al-Jizi. (Beliau juga adalah sahabat Imam Syafi’i).

- al-Imam Ibnu Majah (w. 275 H)

Nama beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al Quzwaini . Ia dilahirkan pada tahun 207 Hijriah dan meninggal pada hari selasa, delapan hari sebelum berakhirnya bulan Ramadhan tahun 275. Ia menuntut ilmu hadits dari berbagai negara hingga beliau mendengar hadits dari madzhab Maliki dan Al Laits. Sebaliknya banyak ulama yang menerima hadits dari beliau. Ibnu Majah menyusun kitab Sunan Ibnu Majah dan kitab ini sebelumnya tidak mempunyai tingkatan atau tidak termasuk dalam kelompok kutubus sittah (lihat di bagian hadits) karena dalam kitabnya ini terdapat hadits yang dlaif bahkan hadits munkar. Oleh karena itu para ulama memasukkan kitab Al Muwaththa karya Imam Malik dalam kelompok perawi yang lima (Al Khamsah). Menurut penyusun (Ibnu Hajar) ulama yang pertama kali mengelompokkan atau memasukkan Ibnu Majah kedalam kelompok Al Khamsah itu adalah Abul Fadl bin Thahir dalam kitabnya Al Athraf, kemudian Abdul Ghani dal kitabnya Asmaur Rijal

- al-Imam Abu Daud (w. 276 H)

Nama lengkap beliau adalah Sulaimam bin Asy’ats bin Ishak As-Sijistani , yang kemudian terkenal dengan Imam Abu Daud saja. Beliau berasal dari Sijistan sebuah desa di India, lahir pada tahun 202H. Seorang ulama’ ilmu hadits yang terkenal, yang kitabnya “Sunan Abu Daud” termasuk kitab hadits yang enam, iaitu Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Majah dan Tirmizi. Selain dari itu beliau adalah ahli fiqih Syafi’i, yang dipelajarinya dari Ishaq Ibnu Rahuyah dan lain-lain ulama’ Syafi’iyah.

- al-Imam Abu Hatim ar-Razi (w. 277 H)

Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Idris bin Munzir bin Daud bin Mihran. Abu Hatim Ar-Razi , lahir tahun 195H. beliau adalah seorang Ulama’ Syafi’iyah yang besar, yang mengatakan bahawa beliau telah berjalan kaki mencari hadits pada tingkat pertama sepanjang 1,000 farsakh. Beliau berjalan kaki dari Bahrin ke Mesir, ke Ramlah di Palestina, ke Damaskus, ke Intakiah, ke Tarsus, kemudian kembali ke Iraq dalam usia 20 tahun. Di antara guru beliau dalam fiqih ialah Yunus bin ‘Abdul A’ala , iaitu sahabat-sahabat Imam Syafi’iyah

- al-Imam ad-Darimi (w. 280 H)

Nama lengkap beliau adalah ‘Utsman bin Sa’id bin Khalid bin Sa’id As-Sijistani Al-Hafiz Abu Sa’ad Ad-Darimi. Beliau seorang ahli hadits yang terkenal dan juga ahli fiqih Syafi’i. Beliau belajar fiqih daripada sahabat-sahabat Imam Syafi’i yaitu Al-Buwaiti dan juga daripada Ishak bin Rahuyah. Beliau mengarang kitab hadits besar bernama “Musnad Darimi” dan juga mengarang kitab untuk menolak Bisyir Al-Marisi, Imam Mu’tazilah.

- Imam Abu Ja’far at-Tirmidzi (w. 295 H)

Nama lengkap beliau ini adalah Muhammad bin Ahmad bin Nasar, Abu Ja’far At-Tirmizi . Beliau adalah seorang Ulama’ Besar Syafi’iyah di Iraq sebelum masanya Ibnu Surej. Beliau mengarang sebuah kitab dengan judul “Kitab Ikhtilaf Ahlis Salat” dalam usuluddin.

- al-Imam Junaid al-Baghdadi (w. 298 H)

Nama lengkap beliau, ‘Abdul Qasim Junaid bin Muhammad bin Junaid Al-Baghdadi. Beliau adalah seorang ahli tasawuf besar yang sampai sekarang masyhur namanya dalam dunia Islam. Beliau belajar ilmu fiqih daripada Abu Thur Al-Kalibi (murid Imam Syafi’i ) dan dalam usia 20 tahun sudah berfatwa.